Ini Hasil Temuan Awal Komnas HAM terhadap Tragedi Stadion Kanjuruhan
Utama

Ini Hasil Temuan Awal Komnas HAM terhadap Tragedi Stadion Kanjuruhan

Banyak jenazah korban wajahnya membiru, mata merah, dan keluar busa. Indikasi kuat korban tewas karena kekurangan oksigen.

Ady Thea DA
Bacaan 4 Menit

Kedua, penangkapan dan pemeriksaan ilegal terhadap saksi berinisial K setelah yang bersangkutan mengunggah video ketika tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi. Akhirnya yang bersangkutan ditemukan oleh keluarga di Polres Malang. Ketiga, setelah tragedi banyak spanduk di berbagai titik di Malang yang intinya mendesak agar tragedi itu diusut tuntas. Tapi sekarang spanduk itu diturunkan orang tak dikenal.

Keempat, ada narasi menyalahkan korban (victim blaming) yang menyebut suporter tidak menerima kekalahan dan meminum minuman keras. Padahal faktanya Aremania yang turun ke lapangan hanya ingin bertemu dengan pemain untuk memberikan semangat. Sebelum pertandingan berlangsung penjagaan sangat ketat, sehingga tidak mungkin botol minuman kerja bisa lolos ke dalam stadion.

Berdasarkan temuan itu, Isnur menilai kondisi tersebut sangat berbahaya, sehingga Kapolri harus memerintahkan anggotanya untuk berhenti melakukan intimidasi dan pembelokan fakta. Kapolri juga harus memerintahkan Divisi Propam untuk turun memeriksa semua anggota polisi yang melakukan hal tersebut. “Karena tindakan itu merupakan pidana,” tegasnya.

Mengingat ancaman yang semakin besar dan berbahaya terhadap para saksi tragedi Kanjuruhan, Isnur mendesak LPSK harus lebih proaktif menjemput dan melindungi saksi, tanpa menunggu adanya laporan. Meski pemerintah telah membentuk TGIPF yang dipimpin Menkopolhukam, tapi Komnas HAM, Komnas Perempuan, dan KPAI harus tetap melakukan investigasi sesuai kewenangannya masing-masing.

Bagi Isnur, pemerintah tidak cukup hanya membentuk TGIPF, tapi juga memastikan tim bekerja secara independen, transparan dan akuntabel. Selain itu secara paralel menjamin akses bagi Komnas HAM, Komnas Perempuan, dan KPAI terhadap bukti-bukti kejadian.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengatakan akuntabilitas negara benar-benar diuji dalam kasus ini. Oleh karena itu, Amnesty International mendesak negara untuk menyelidiki secara menyeluruh, transparan dan independen atas dugaan penggunaan kekuatan berlebihan yang dilakukan oleh aparat keamanan serta mengevaluasi prosedur keamanan dalam acara yang melibatkan ribuan orang.

Tags:

Berita Terkait