Kompak Dua Sejoli, dari Urusan Kerja hingga Hobi
Berita

Kompak Dua Sejoli, dari Urusan Kerja hingga Hobi

Sama-sama menjabat sebagai Head of legal di perusahaan tempat bekerja. Sama-sama memiliki hobi lari dan yoga.

Oleh:
M Dani Pratama Huzaini/FAT
Bacaan 2 Menit
Shania dan Jusuf. Foto: RES
Shania dan Jusuf. Foto: RES
Suasana kafe yang terletak di lantai 3 pada salah satu pusat perbelanjaan di daerah Senayan, Jakarta, tersebut tidak terlalu ramai. Di tempat itu kami janjian bertemu dengan Jusuf Salman dan Shania Jusuf, pasangan suami istri yang saat ini menduduki jabatan Head of Legal di perusahaan tempat mereka bekerja.

Selain sebagai Head of Legal di PT Blue Bird Tbk, Jusuf juga merupakan Corporate Secretary di perusahaan yang sama. Sedangkan sang istri, saat ini menjabat sebagai Direktur dan Head of Legal PT Tempo Scan Pacific, juga merangkap Corporate Secretary di perusahaan yang bergerak di bidang farmasi tersebut.

Senyum ramah keduanya menyambut tim Hukumonline. Dengan antusias, keduanya mulai bercerita dari pengalaman awal bertemu hingga memiliki dua buah hati. Jusuf dan Shania merupakan satu angkatan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI). Meski satu angkatan yang sama masuk kuliah, tapi pada awalnya kedua sejoli ini tidak mengenal satu sama lain.

(Baca Juga: Corporate Lawyer dan In House Counsel, Serupa Tapi Tak Sama)

Namun tak disangka, rumah keduanya berdekatan di bilangan Slipi, Jakarta Barat. Awalnya, Shania diperkenalkan lewat temannya kepada Jusuf. Lantaran rumah yang berdekatan, Shania dan temannya sering nebeng sama Jusuf saat berangkat kuliah. Dari sinilah keduanya mulai mengenal dekat satu sama lain.

Selepas dari bangku kuliah, keduanya memulai karier di tempat yang berbeda. Jusuf bekerja di kantor hukum Hutabarat Halim & Rekan selama satu tahun, sedangkan Shania selama 5 tahun sebagai Legal Officer pada Hotel Bali Cliff. Setelah satu tahun bekerja, Jusuf melanjutkan kuliah ke Belanda. Tapi sebelum berangkat, Jusuf memutuskan untuk meminang Shania. Keduanya pun menikah di tahun 2000.

“Kita married terus saya sempat lanjutin kuliah di Belanda setahun, tapi dia tinggal di sini,” kenang Jusuf.

Jusuf menceritakan, sekembalinya dari Belanda ia lalu bekerja sebagai Manajemen Consulting di Lexindo Consulting. Di situ ia belajar banyak karena berinteraksi di dunia kerja profesional dengan para pekerja asing. Pada 2003, secara bersamaan Jusuf bergabung ke Bentoel Group dan Shania yang telah 5 tahun di Bali Cliff juga memutuskan bergabung ke Tempo Scan Pasific.

“Uniknya pada saat pindahnya pindah bareng. Jadi kita kan pada saat 1 September 2003 itu benar-benar pindah bareng,” sambut Shania.

Di Perusahaan baru tersebut, keduanya benar-benar memulai dari bawah. Jusuf sebagai staff di legal officer, begitupun Shania. Karier keduanya pun mulai menanjak. Pada 2005, Jusuf mendapat promosi sebagai manajer, kemudian menjadi middle manajer, dan terakhir, tahun 2012 menjadi senior manajer merangkap sebagai Corporate Secretary (Corsec).

(Baca Juga: Ratih D. Amri, In House Counsel yang Aktif dalam ‘Gerakan Mari Berbagi’)

Minim pengalaman sebagai Corporate Secretary, Jusuf banyak belajar dari temannya yang sebelumnya menjabat sebagai Corporate Secretrary di perusahaan yang sama. “Karier sebagai Corsec saya gantiin orang padahal sebelumnya saya belum ada (pengalaman) nangani Corsec,” ujarnya.

Awalnya, Jusuf mengira, bekerja sebagai Corsec sama sekali berbeda dengan latar belakang pendidikan hukum yang ia miliki. Namun perkiraan dirinya saat itu salah. Ternyata, bekerja sebagai Corsec erat kaitannya dengan keahlian hukum yang dimiliki. Apalagi, fungsi Corsec adalah menjalankan good corporater governance di perusahaan tersebut.

Seperti yang dialami sekarang di PT Blue Bird Tbk. Sebagai perusahaan terbuka, seorang Corsec harus mampu memahami aturan dari regulator dan mereduksi risiko-risiko hukum. Selanjutnya, Corsec juga yang memberikan advise kepada direksi dan dewan komisaris agar perusahaan selalu comply dengan aturan yang dibuat regulator.

“Jadi intinya fungsi kita make sure supaya operasional perusahaan sesuai dengan koridor peraturan yang berlaku. Sebagai juga penjembatan antara perusahaan dengan stakeholder perusahaan Tbk, pemegang saham, analis,” katanya.

Shania melihat, lulusan sarjana hukum tak melulu berkutat pada profesi lawyer dan hakim saja. Menurutnya, seseorang yang berlatar belakang pendidikan hukum memiliki peluang kerja yang sangat luas. Peluang tersebut akan menjadi kesempatan besar dan ilmu baru jika diasah serius saat bekerja.

“Dulu itu kepikirannya cuma (profesi) itu doang makanya tertarik masuk fakultas hukum. Terus dijalani masuk legal officer kayaknya enak nih setiap review perjanjian kita dapat ilmu baru, setiap kali ada masalah apa kita ilmu baru, jadi nanti kalau kita ketemu masalah yang sama kita udah tahu nih jawabannya,” ujar Shania.

Shania menuturkan, mereka selalu menyempatkan diri untuk makan siang bersama saat jam istirahat. Kebiasaan ini dilakukan keduanya jauh dari awal sama-sama meniti karier. Urusan kerja selalu diselesaikan sebelum pulang ke rumah. Namun tak jarang, keduanya saling bertukar pikiran mengenai tantangan, hambatan maupun isu hukum yang dihadapi dalam pekerjaan.

(Baca Juga: Serunya Bimbingan Kerja Profesi Hukum Ala Hukumonline)

Hingga pada waktunya libur kerja, keduanya fokus pada keluarga. Kebiasaan yang kerap dilakukan bersama anak-anaknya adalah melakukan yoga dan lari. Dua hobi ini sama-sama ditekuni Jusuf dan Shania. Keduanya mengaku, saling menularkan hobinya ke pasangannya. Shania menularkan Jusuf untuk beryoga. Sedangkan Jusuf menularkan Shania hobi lari.

Bagi mahasiswa maupun sarjana hukum yang ingin berkarier sebagai in house counsel, menurut Jusuf dan Shania, harus fokus dan sabar. Selain itu, keinginan untuk terus belajar harus tetap ada. “Ditekuni saja yah pokoknya di mana kita berada di tekuni aja. Mungkin awalnya ngerasa gak cocok atau apa, tapi di jalani, di tekuni,” terang Shania.

Hal senada juga diutarakan Jusuf. Jika seseorang tekun dalam bekerja, maka buah manis di kemudian hari akan didapat. “Pokoknya apa yang saya dapat waktu itu saya jalanin aja ternyata banyak banget ilmunya. Corsec ini kan lahan baru buat mahasiswa hukum yah. Kira-kira ada gak ilmunya saat belajar di ilmu hukum. Biasanya cara kita berfikir itu yang kepake nanti pada saat kerja. Bagaimana nyari jalan keluar,” ujarnya.

Meski keduanya berpengalaman di bidang in house counsel, namun keduanya belum mau berpraktik sebagai advokat dalam waktu dekat. “Kalau udah umur 60 tahun yah,” kelakar Shania sambal menyatakan passion nya sebagai in house masih tinggi.
Tags:

Berita Terkait