Pemerintah Minta Pertamina Gandeng Total Kelola Blok Mahakam
Berita

Pemerintah Minta Pertamina Gandeng Total Kelola Blok Mahakam

Menteri ESDM menginginginkan Pertamina tetap menjadi prioritas.

KAR
Bacaan 2 Menit
Menteri ESDM, Sudirman Said (kiri). Foto: www.esdm.go.id
Menteri ESDM, Sudirman Said (kiri). Foto: www.esdm.go.id
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said akan memanggil PT Pertamina (Persero) dan Total E&P Indonesie untuk membahas pengelolaan Blok Mahakam. Pertemuan itu nantinya juga untuk menegosiasikan porsi masing-masing pihak dalam pengoperasian Blok Mahakam. Pasalnya, pemerintah telah memutuskan untuk memberikan hak pengelolaan Blok Mahakam kepada Pertamina.

"Yang pasti, pemerintah menginginkan agar Pertamina tetap menjadi mayoritas. Tetapi berapa-berapanya kami meminta untuk nenegosiasi. Kami meminta Pertamina menjadi mayoritas," kata Sudirman Said sebagaimana dikutip dari laman setkab, Senin (10/3).

Sudirman juga menyampaikan, masalah pembagian porsi pengelolaan harus segera diselesaikan. Ia menuturkan, kesepakatan dua belah pihak akan mempengaruhi rencana eksplorasi di blok migas terbesar di Indonesia itu. Dirinya khawatir, keputusan yang tak segera diambil akan berdampak pada penundaan pelaksanaan eksplorasi.

Oleh karena itu, Sudirman memberikan batas waktu bagi kedua perusahaan untuk segera menyelesaikan masalah pembagian porsi. Ia meminta agar Pertamina dan Total bisa memutuskan kesepakatan dalam bulan ini. Sebab menurutnya, semakin cepat akan semakin baik untuk menjaga produksi gas dari blok yang ada di Kalimantan Timur itu.

"Saya berikan waktu dua sampai tiga minggu untuk menyelesaikan seluruh hal ini,” tandasnya.

Di sisi lain, Sudirman menyampaikan bahwa pihaknya berharap Pertamina bisa bekerja sama dengan Total dalam mengelola Blok Mahakam. Dirinya yakin, kerja sama dengan Total dianggap lebih efektif daripada Pertamina mencari mitra baru. Pasalnya, perusahaan asal Peerancis itu telah mengelola Blok tersebut sejak lama.

"Tapi kami menginginkan bisnis skill yang bercampur. Nanti keduanya kami undang untuk membahas ini, agar ketemu jalan tengah," ujar Sudirman.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pihaknya siap menjalankan keputusan pemerintah apabila ditunjuk mengelola sumur Migas Blok Mahakam di Kutai, Kalimantan Timur. Hanya saja, ia mengaku masih belum memikirkan siapa yang akan digandeng dalam pengelolaan blok tersebut. Namun,Dwi akan terbuka apabila ada pihak lain yang ingin bekerja sama mengelola Blok Migas yang saat ini masih dikuasai Total E&P Indonesie tersebut.

“Nanti untuk pengelolaannya, tentu akan kami pikirkan dengan siapa saja kami perlu bekerja sama," ucap Dwi.

Menurut Dwi, Pertamina saat ini secara finansial sudah sangat siap untuk mengambil alih Blok Mahakam dari Total. Bahkan perhitungan dana investasi juga sudah dilakukan. Ia juga menegaskan komitmennya untuk menjaga keberlangsungan operasi pasca pengambilalihan Blok Mahakam, baik dari sisi operasional maupun isu yang terkait dengan sumber daya manusia.

"Tentu stabilitas produksi menjadi perhatian. Nanti akan kami lihat,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, kontrak bagi hasil blok Mahakam ditandatangani pada 1967. Tahun 1997 kontrak itu diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun sampai 2017.

Awalnya, saat eksplorasi dilakukan pada  1967, cadangan minyak dan gas bumi di Blok Mahakam cukup besar yaitu 1,68 miliar barel minyak dan gas bumi sebesar 21,2 triliun kaki kubik (TCF). Blok Mahakam sempat melambungkan nama Indonesia sebagai eksportir LNG terbesar di dunia tahun 1980-2000.

Namun, kini sisa cadangan minyak di sana hanya sebesar 185 juta barel dan cadangan gas sebesar 5,7 TCF. Pada akhir masa kontrak tahun 2017 diperkirakan masih tersisa cadangan  minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan gas sebanyak 3,8 TCF.
Tags:

Berita Terkait