Perlunya Penyediaan Infrastruktur Secara Masif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Digital
Terbaru

Perlunya Penyediaan Infrastruktur Secara Masif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Digital

Khususnya pembangunan jaringan internet di luar pulau Jawa dan peningkatan sumber daya manusia. Sebab, digital skill Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Singapura atau Malaysia.

Rofiq Hidayat
Bacaan 3 Menit

Antara lain pemerintah telah menyiapkan infrastruktur teknologi berupa fiber optic maupun pengembangan teknologi terbaru yang sering disebut Low Earth Orbit Satellite. Dengan demikian, kata Eliza, 17.000 pulau di Indonesia bakal saling terkoneksi satu dengan lainnya. Dia menilai pembangunan infrastruktur amat diperlukan, khususnya di luar pulau Jawa.

“Karena infrastruktur ini bagian dari ekosistem digital. Pemerataan di luar Jawa harus diprioritaskan agar meningkatkan perekonomian daerah tersebut,” katanya.

Sementara itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyoroti dari aspek sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, penyediaan infrastruktur yang telah dilakukan pemerintah memang belum merata di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di luar pulau Jawa. Tapi langkah yang ditempuh pemerintah dalam penyediaan pembangunan infrastruktur perlu lebih masif.

Meski demikian, pemerintah berkewajiban meningkatkan sumber daya manusia (SDM), selain infrastruktur. Sebab penyediaan infrastruktur mesti berjalan selaras dengan peningkatan SDM agar dapat menggunakan media jaringan internet menjadi lebih produktif, khususnnya di daerah-daerah luar pulau Jawa.

Dia berpendapat peningkatan SDM menjadi faktor dalam upaya percepatan transformasi ekonomi digital. Sebab, menilai indikator percepatan transformasi ekonomi dapat dilihat dari pesatnya pengguna dan memanfaatkan internet dalam kegiatan berusaha. Menurutnya, data BPS menyebutkan kendati telah terdapat sinyal internet, sayangnya sebatas digunakan untuk komunikasi. “Untuk berdagang dan kegiatan berkegiatan produktif masih relatif rendah,” ujarnya.

Dia menunjuk data BPS tentang statistik komunikasi Indonesia periode 2021 terdiri dari tujuan mengakses internet di perdesaan adalah mendapatkan berita 73,0 persen, mendapatkan informasi untuk proses pembelajaran 50,66 persen, mengirim atau menerima email 11,42 persen. Kemudian media sosial 93,47 persen, pembelian barang/jasa 13,66 persen, penjualan barang/jasa 4,99 persen, hiburan 72,28 persen, dan fasilitas finansial 4,43 persen.

Huda menyebut adanya 3 aspek yang patut diperhatikan dalam upaya transformasi ekonomi digital. Pertama, infrastruktur. Kedua, aspek SDM. Ketiga, aspek penggunaan dari ekonomi digital. Menurutnya, aspek SDM dan penggunaan ekonomi digital belum mendapat perhatian pemerintah secara maksimal. “Akibatnya, digital skill kita masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Singapura atau Malaysia,” katanya.

Tags:

Berita Terkait