Poin selanjutnya dari program modernisasi database ini ialah untuk mempermudah pemerintah dalam mengakses data kurator ataupun pengurus AKPI. “At least, pemerintahan melihat kurator AKPI punya performance yang jauh lebih baik dibanding yang lain-lain,” kata dia.
Mereka berharap jika terpilih, Yudhi dan Nahot akan membawa AKPI menjadi jauh lebih independen, jauh lebih profesional, jauh lebih mampu memberikan literasi kepada masyarakat terkait kepailitan dan PKPU. “Itu harapan kami. Jadi jauh lebih independen, jauh lebih professional, jauh lebih 'cerdas' dalam menghadapi tantangan zaman,” tutur Yudhi.
Nahot melanjutkan di tengah perkembangan yang terjadi sekarang, terdapat gap (kesenjangan) antara senior dan junior dari sisi pengalaman, keilmuan, dan prakteknya agak jauh berbeda. Sehingga telah dicanangkan nantinya untuk mengadakan program-program khusus untuk anggota supaya dapat dijembatani memperoleh pemahaman dari para senior.
Para senior akan dimintakan untuk melibatkan diri di dalam coaching kepada grup-grup yang lebih kecil. Sekarang yang diadakan pendidikan lanjutan yang memiliki skup besar. Rencana program ini diharapkan dapat memboyong AKPI memiliki standar yang sama baik junior ataupun senior.
“Kita mengucapkan selamat berpesta demokrasi, silahkan menggunakan hak suara Anda dengan baik. Karena nanti apapun itu, jangan terpengaruh oleh tekanan-tekanan, yang terbaik biarlah akan menjadi pemenang. Semua calon juga kita lihat sebagai kompetitor yang sangat mumpuni ya. Biarlah anggota yang berdaulat nanti yang menentukan siapa menjadi ‘nahkoda’ buat AKPI,” pesan Nahot.
Yudhi turut menitip sepatah-dua patah kata bagi para anggota AKPI dan seluruh pasangan calon agar diharapkan dapat mampu menjaga marwah dan martabat AKPI. “Kita sama-sama kurator dalam satu organisasi, jadi tidak ada lagi narasi kebencian atau orang bilang ada playing victim, apapun. Saya berharap kita menjalaninya tetap dengan semangat bahwa ini semua untuk AKPI. Itulah kenapa slogan kami adalah AKPI milik semua,” katanya.