Efektivitas Program Literasi Keuangan Dinilai Perlu Dievaluasi
Terbaru

Efektivitas Program Literasi Keuangan Dinilai Perlu Dievaluasi

Secara keseluruhan hasil literasi keuangan seperti yang ditunjukkan oleh survei OJK tahun 2019, masih relatif rendah terutama jika dibandingkan dengan inklusi keuangan.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit
Foto gedung OJK: RES
Foto gedung OJK: RES

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai perlu mempersiapkan metode evaluasi untuk mengukur efektivitas program literasi keuangan. Selama ini, program literasi keuangan sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, namun belum ada evaluasinya.

“Secara kuantitas, program untuk peningkatan literasi keuangan sudah banyak dilaksanakan oleh OJK dan lembaga penyedia jasa keuangan dan berkontribusi pada tingkat literasi keuangan masyarakat. Langkah berikutnya adalah memastikan agar kualitas program ini semakin meningkat,” terang Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Ajisatria Suleiman dalam Digiweek, yang diselenggarakan pada Rabu (27/7).

Ajisatria memaparkan, secara keseluruhan hasil literasi keuangan seperti yang ditunjukkan oleh survei OJK tahun 2019, masih relatif rendah terutama jika dibandingkan dengan inklusi keuangan. Beberapa kesenjangan muncul di antara kelompok populasi yang berbeda dan hal ini membutuhkan perhatian lebih lanjut dari keduanya.

Baca Juga:

Dalam jangka panjang, kewajiban pelaporan dan penyimpanan program pendidikan keuangan yang diselenggarakan oleh OJK harus diperlakukan tidak hanya sebagai formalitas belaka, tetapi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas dan mengukur dampak aktual dari literasi keuangan.

Salah satu area yang sering disorot dalam survei literasi dan inklusi keuangan nasional adalah kesenjangan antara inklusi keuangan dan literasi keuangan. Dalam survei terbaru OJK tahun 2019, laporan tersebut menempatkan indeks inklusi keuangan sebesar 76,19% dan literasi keuangan sebesar 38,03%. Survei sebelumnya juga secara konsisten menilai literasi keuangan lebih rendah daripada inklusi keuangan.

Hal ini dapat menggambarkan kondisi di lapangan bahwa konsumen mungkin memiliki akses, kapasitas, dan permintaan untuk membeli suatu produk keuangan. Sayangnya, mereka belum tentu memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk memanfaatkan sepenuhnya produk tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Tags:

Berita Terkait